Kamis, 20 Agustus 2009
60 Menit Menuju Ginjal Sehat
Gagal ginjal merupakan momok yang menakutkan. Bayangkan, tidak hanya badan kita sakit, lemas dan tidak bertenaga, tetapi juga kondisi keuangan keluarga kita digerogoti sampai habis.
Gagal ginjal kronis tidak dapat disembuhkan, untuk memperpanjang harapan hidup, sang penderita wajib untuk melakukan cuci darah secara berkala seumur hidupnya. Peringatan inilah yang disampaikan oleh Dr. Djoko Santoso,Sp.PD, K-GH,Ph.D dalam bukunya yang berjudul "60 Menit Menuju Ginjal Sehat".
Perasaan takut, ngeri dan sedih akan anda rasakan bila anda mengetahui apa resiko gangguan ginjal bagi kesehatan anda. Tahukah anda bahwa gangguan ginjal dapatmenimbulkan penyakit jantung, stroke, kurang darah, dan badan rusak akibat malnutrisi. Sayangnya, masyarakat umum kurang menaruh perhatian yang cukup kepada kesehatan organ ginjal.
Dalam buku setebal 114 halaman, Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada yang menyelesaikan gelar Ph.D di Juntendo University Schooll of Madicine Tokyo Jepang ini antara lain mengurai 10 penyulit ikutan yang disebabkan Gagal Ginjal Kronis (GGK) yakni penyakit jantung, serangan jantung dan stroke, tekanan darah tinggi, tulang lemah, perubahan kulit, malnutrisi, kerusakan saraf (neuropati), gagal ginjal terminal, anemia dan kematian.Oleh sebab itu, setidaknya ada 9 hal yang sebaiknya dilakukan setiap orang sebelum terkena GGK. : latihan fisik secara rutin, berhenti merokok, periksa kadar kolestrol, jaga berat badan, hindari minum alkohol, periksa fisik setiap tahun, makan dengan komposisi berimbang, minum yang cukup, dan kenali riwayat penyakit keluarga.
Wakil Ketua Konsil Kedokteran Indonesia Parni Hadi yang juga Dirut LPP RRI menyambut baik gagasan untuk menerbitkan buku ini. Parni Hadi memberi gelar Dokter Pro-Rakyat atau Pro-Poor Doctor. Semoga akan banyak dokter lainnya yang mengikuti jejak DR.Djoko Santoso seraya menyatakan kesediaannya untuk memberikan bantuan dalam editingnya. Ia mengatakan, putra asal Jombang ini tidak takut rezekinya berkurang. Mengapa? Karena ia mendahulukan pencegahan, bukan pengobatan, lumrahnya seorang pedagang yang senang ketika banyak pembeli, dan dokter senang jika banyak orang sakit.
Sumber :
http://www.drdjokosantoso.com/
21 Agustus 2009
Sumber Gambar:
http://www.jawapos.co.id/imgall/1/imgori/49721large.jpg
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar